Sabtu, 02 Februari 2013

Christmast Eve III

Sebelumnya
"Ia pun akhirnya membawa sebuah kado dan baju santa clause yang ia beli di sebuah toko tadi ke apartemennya. Di sana ia mulai merekam apa yang akan ia samapaikan kepada adiknya itu. Nampaknya Mark sudah tak sabar untuk segera memeberikan kejutan kepada adiknya itu."


24/12/2012
                Malam natal pun telah tiba, di mana malam ini yang ditunggu-tunggu oleh Carla yang berharap sang kakak akan segera pulang untuk menemuinya. Namun suatu kondisi yang tidak diharapkan terjadi. Kondisi Carla saat ini semakin memburuk. Ia dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Carla tetap saja menolaknya karena ia ingin menunggu kedatangan sang kakak.
                “Sayang, kita ke rumah sakit yuk. Di sana kan lebih nyaman sayang. Kamu gak akan ngerasain sakit lagi.” Bujuk Marie yang terus selalu berada di samping Carla.
“Gak mau, Mom. aku mau tunggu kak Mark pulang. aku gak mau ke rumah sakit. Nanti aku gak bisa ketemu sama kak Mark.”
“Bisa kok sayang. Nanti kakak kamu langsung temuin kamu di rumah sakit sayang.”
“Pokoknya, aku gak mau!!!!!”
“Sudah, Mom jangan dipaksa. Nanti kondisinya semakin memburuk.” Usul Oliver yang selalu menjadi penenang.
“Iya, Dad. Mark mana sih belum datang juga.”
“Dad udah coba telpon tapi gak diangkat juga.”
“Dasar!!”
Carla pun mengepalkan kedua tangannya ke atas sembari berdoa.
“Tuhan, aku minta di malam natal ini yang mungkin malam natal yang terakhir buat aku. Karena aku udah capek pusing dan kesakitan kayak gini terus. Tuhan aku cuma meminta datangkanlah kak Mark, Ya Tuhan. Kalau dia gak bisa datang. Please datangkan Santa Clause biar Santa yang anterin kado ini buat kak Mark. Tuhan dengerin doa aku kan? Tuhan kabulin doa aku ya. Amin”
Mendengar doa anaknya itu membuat Marie dan Oliver bercucuran air mata. Namun tak diduga Santa Clause yang Carla minta pun datang di hadapannya. Mereka pun terlejut dengan kedatanganya yang secara tiba-tiba itu.
“Carla, Tuhan dengerin doa Carla. Buktinya sekarang Santa datangkan. Hahaha” dengan menggunakan gaya bicara Santa Clause yang seperti di film-film.
“Santaaaaaaaaaaaaa.” Carla pun langsung memeluk erat Santa Clausenya itu
“Sekarang, Carla duduk di pangkuan Santa sini. Santa punya kado buat Carla. Carla mau apa saja pasti bakal Santa kasih.”
“Kado apa Santa? Aku gak mau apa-apa, Santa. Aku cuma mau Santa kasihin kado ini buat kak Mark ya. Bilangin juga kalau aku sayang banget sama dia. Aku juga kangen banget sama dia. Kalau dia ada di sini aku udah kasihin kadonya.”
“Ini cantik, boneka teddy bear. Boneka itu bisa ngommong loh. Carla tinggal pijit tombol ini ya. Baik cantik. Nanti Santa kasihin kadonya buat kak Mark ya.”
“Makasih, Santa. Iya aku pijit ya tombolnya.” Dan terdengarlah sebuah suara:
“Carla cantik, ini kakak sayang. Kakak sayang banget sama Carla. Carla jangan nakal-nakal ya. Merry Xmas sayang, love you.”
“Santa, ini kan suara kak Mark. Ini kado dari kak Mark ya.”
“Iya sayang. Kamu suka gak?”
 “Aku suka banget Santa. Bilangin ya kalau aku juga sayang banget sama kak Mark. Oh iya, Santa. Aku boleh kan tidur dipelukkannya Santa sambil peluk boneka ini Pelukkannya Santa mirip banget pelukkannya kak Mark.” Tanpa satu orang pun yang menyadari bahwa sang Santa Clause itu adalah Mark.
“Iya, boleh dong cantik.”
“Aku tidur dulu ya, Santa.”
“Ok, cantik.”
Tak ada yang menyadari bahwa sesungguhnya Carla tidur untuk selamanya. Dia tak akan bangun lagi dan tak akan ada di dunia ini. Gadis kecil yang cantik dan lucu itu telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Kelucuannya dan tingkah lakunya akan selalu membekas di ingatan orang-orang yang mengenalnya.
“Carla, sayang. Bangun sayang. Ini kakak.”
“Mark???”
“Iya, Mom ini Mark. Mom, Carla kenapa hidungnya mimisan gini?”
“Hah? Apa? Ayo cepet kita bawa ke rumah sakit.” Mereka pun segera menuju rumah sakit. Carla segera ditangani oleh dokter yang ada di sana.
“Mom, Carla kenapa sebenarnya?”
“Dia, dia” Air matanya tak mampu untuk dibendung lagi dan akhirnya pun mengalir dan membasahi pipinya.
“Dia kenapa Mom?”
“Dia mengidap penyakit leukimia stadium akhir sayang.”
“Hah? Apa??? Gak mungkin Mom.” Tak terasa air mata Mark mulai membasahi pipinya.
“Tapi itu kenyataannya sayang.”
“Kenapa Mom gak kasih tahu, Mark?”
“Mom gak mau membebani pikiran kamu sayang.”
“Tapi kan kalo gini jadinya, Mom salah juga”
“Sudah, sudah kalian tidak perlu bertengkar. Kita berdoa saja untuk kebaikan Carla. Dokternya sudah keluar tuh.” Mark pun segera menghampiri dokter yang menangani adiknya itu.
“Mohon maaf, kami tidak bisa menyelamatkan Carla. Kemampuan kami memang sangat terbatas. Hanya Tuhan yang mampu memberikan yang terbaik. Sekali lagi kami mohon maaf.”
“Apa?????? Gak mungkin. Adik saya baik-baik saja kan dokter.”
“Sebaiknya kalian segera melihat Carla di dalam sana.” Mereka pun segera masuk ke dalam ruangan itu.
“Carla sayang, bangun ya. Kakak janji kakak bakal pulang buat kamu sayang. Please, kakak mohon kamu bangun ya sayang. Kakak sayang banget sama kamu sayang. Jangan tinggalin kakak ya cantik.” Mark hanya bisa memeluk dan menciumi jasad adiknya yang terbujur kaku dan tidak bisa kembali lagi ke dunia ini. Penyesalan itulah yang Mark dapati dari peristiwa ini.
25/12/2012
Natal tahun ini tak membawa suka cita untuk keluraga Mark. Namun, membawa duka cita. Salah satu keluarganya telah Tuhan ambil. Seorang gadis kecil yang cantik dan lucu itu sudah tak ada lagi di dunia ini. Dia telah bertemu dengan Tuhan dan menempati surga di sana. Hari ini juga jasad Carla akan segera dikebumikan. Betapa bersedihnya Mark dan juga kedua orang tuanya. Air mata mereka pun tak kunjung surut. Hal ini lah yang membuat Mark kehilangan semangatnya di hari natal.
***
                Mark masih terdiam di sudut ruangan kamar adiknya itu. Dengan terus melihat ke arah jendela dan masih berharap bisa merayakan natal dengan adik tercintanya itu. Kado yang adiknya mereka belum juga ia buka. Namun, sekarang saat yang tepat untuk membukanya. Dan kado itu berisi dua buah bola kristal yang di dalamnya terdapat sepasang boneka teddy bear yang diberi nama Mark dan Carla. Carla pun menulis sebuah surat yang ia tulis dengan sendiri. Surat itu berisi:
                “Kak Mark, aku sayang banget sama kakak. Aku minta kakak jangan sedih terus karena aku udah gak bisa temenin kakak lagi. Aku bakal lebih sedih kalau kakak terus-terusan kayak gitu. Aku tetap mau kakak senang di malam natal dan di hari natal seperti dulu lagi, kak. Kakak harus janji ya sama aku, kakak bakal senang terus. Bye kakak. Love you.”
Tak terasa air mata Mark mengalir membasahi pipinya. Di malam natal ini dia hanya mengingat-ngingat kejadian yang ia lalu bersama-sama dengan adik tercinta itu. seorang gadis kecil yang akan selalu Mark ingat dan Mark cintai. Carla.

 End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar