"Ia pun akhirnya membawa sebuah kado dan baju santa clause yang ia beli di sebuah toko tadi ke apartemennya. Di sana ia mulai merekam apa yang akan ia samapaikan kepada adiknya itu. Nampaknya Mark sudah tak sabar untuk segera memeberikan kejutan kepada adiknya itu."
24/12/2012
Malam
natal pun telah tiba, di mana malam ini yang ditunggu-tunggu oleh Carla yang
berharap sang kakak akan segera pulang untuk menemuinya. Namun suatu kondisi
yang tidak diharapkan terjadi. Kondisi Carla saat ini semakin memburuk. Ia
dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Carla tetap saja menolaknya karena ia
ingin menunggu kedatangan sang kakak.
“Sayang, kita ke rumah sakit
yuk. Di sana kan lebih nyaman sayang. Kamu gak akan ngerasain sakit lagi.”
Bujuk Marie yang terus selalu berada di samping Carla.
“Gak
mau, Mom. aku mau tunggu kak Mark pulang. aku gak mau ke rumah sakit. Nanti aku
gak bisa ketemu sama kak Mark.”
“Bisa
kok sayang. Nanti kakak kamu langsung temuin kamu di rumah sakit sayang.”
“Pokoknya,
aku gak mau!!!!!”
“Sudah,
Mom jangan dipaksa. Nanti kondisinya semakin memburuk.” Usul Oliver yang selalu
menjadi penenang.
“Iya,
Dad. Mark mana sih belum datang juga.”
“Dad
udah coba telpon tapi gak diangkat juga.”
“Dasar!!”
Carla
pun mengepalkan kedua tangannya ke atas sembari berdoa.
“Tuhan,
aku minta di malam natal ini yang mungkin malam natal yang terakhir buat aku.
Karena aku udah capek pusing dan kesakitan kayak gini terus. Tuhan aku cuma
meminta datangkanlah kak Mark, Ya Tuhan. Kalau dia gak bisa datang. Please
datangkan Santa Clause biar Santa yang anterin kado ini buat kak Mark. Tuhan
dengerin doa aku kan? Tuhan kabulin doa aku ya. Amin”
Mendengar
doa anaknya itu membuat Marie dan Oliver bercucuran air mata. Namun tak diduga
Santa Clause yang Carla minta pun datang di hadapannya. Mereka pun terlejut
dengan kedatanganya yang secara tiba-tiba itu.
“Carla,
Tuhan dengerin doa Carla. Buktinya sekarang Santa datangkan. Hahaha” dengan
menggunakan gaya bicara Santa Clause yang seperti di film-film.
“Santaaaaaaaaaaaaa.”
Carla pun langsung memeluk erat Santa Clausenya itu
“Sekarang,
Carla duduk di pangkuan Santa sini. Santa punya kado buat Carla. Carla mau apa
saja pasti bakal Santa kasih.”
“Kado
apa Santa? Aku gak mau apa-apa, Santa. Aku cuma mau Santa kasihin kado ini buat
kak Mark ya. Bilangin juga kalau aku sayang banget sama dia. Aku juga kangen
banget sama dia. Kalau dia ada di sini aku udah kasihin kadonya.”
“Ini
cantik, boneka teddy bear. Boneka itu bisa ngommong loh. Carla tinggal pijit
tombol ini ya. Baik cantik. Nanti Santa kasihin kadonya buat kak Mark ya.”
“Makasih,
Santa. Iya aku pijit ya tombolnya.” Dan terdengarlah sebuah suara:
“Carla cantik, ini
kakak sayang. Kakak sayang banget sama Carla. Carla jangan nakal-nakal ya.
Merry Xmas sayang, love you.”
“Santa,
ini kan suara kak Mark. Ini kado dari kak Mark ya.”
“Iya
sayang. Kamu suka gak?”
“Aku suka banget Santa. Bilangin ya kalau aku
juga sayang banget sama kak Mark. Oh iya, Santa. Aku boleh kan tidur
dipelukkannya Santa sambil peluk boneka ini Pelukkannya Santa mirip banget
pelukkannya kak Mark.” Tanpa satu orang pun yang menyadari bahwa sang Santa
Clause itu adalah Mark.
“Iya,
boleh dong cantik.”
“Aku
tidur dulu ya, Santa.”
“Ok,
cantik.”
Tak
ada yang menyadari bahwa sesungguhnya Carla tidur untuk selamanya. Dia tak akan
bangun lagi dan tak akan ada di dunia ini. Gadis kecil yang cantik dan lucu itu
telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Kelucuannya dan tingkah lakunya
akan selalu membekas di ingatan orang-orang yang mengenalnya.
“Carla,
sayang. Bangun sayang. Ini kakak.”
“Mark???”
“Iya,
Mom ini Mark. Mom, Carla kenapa hidungnya mimisan gini?”
“Hah?
Apa? Ayo cepet kita bawa ke rumah sakit.” Mereka pun segera menuju rumah sakit.
Carla segera ditangani oleh dokter yang ada di sana.
“Mom,
Carla kenapa sebenarnya?”
“Dia,
dia” Air matanya tak mampu untuk dibendung lagi dan akhirnya pun mengalir dan
membasahi pipinya.
“Dia
kenapa Mom?”
“Dia
mengidap penyakit leukimia stadium akhir sayang.”
“Hah?
Apa??? Gak mungkin Mom.” Tak terasa air mata Mark mulai membasahi pipinya.
“Tapi
itu kenyataannya sayang.”
“Kenapa
Mom gak kasih tahu, Mark?”
“Mom
gak mau membebani pikiran kamu sayang.”
“Tapi
kan kalo gini jadinya, Mom salah juga”
“Sudah,
sudah kalian tidak perlu bertengkar. Kita berdoa saja untuk kebaikan Carla. Dokternya
sudah keluar tuh.” Mark pun segera menghampiri dokter yang menangani adiknya
itu.
“Mohon
maaf, kami tidak bisa menyelamatkan Carla. Kemampuan kami memang sangat
terbatas. Hanya Tuhan yang mampu memberikan yang terbaik. Sekali lagi kami
mohon maaf.”
“Apa??????
Gak mungkin. Adik saya baik-baik saja kan dokter.”
“Sebaiknya
kalian segera melihat Carla di dalam sana.” Mereka pun segera masuk ke dalam
ruangan itu.
“Carla
sayang, bangun ya. Kakak janji kakak bakal pulang buat kamu sayang. Please,
kakak mohon kamu bangun ya sayang. Kakak sayang banget sama kamu sayang. Jangan
tinggalin kakak ya cantik.” Mark hanya bisa memeluk dan menciumi jasad adiknya
yang terbujur kaku dan tidak bisa kembali lagi ke dunia ini. Penyesalan itulah
yang Mark dapati dari peristiwa ini.
25/12/2012
Natal
tahun ini tak membawa suka cita untuk keluraga Mark. Namun, membawa duka cita.
Salah satu keluarganya telah Tuhan ambil. Seorang gadis kecil yang cantik dan
lucu itu sudah tak ada lagi di dunia ini. Dia telah bertemu dengan Tuhan dan
menempati surga di sana. Hari ini juga jasad Carla akan segera dikebumikan.
Betapa bersedihnya Mark dan juga kedua orang tuanya. Air mata mereka pun tak
kunjung surut. Hal ini lah yang membuat Mark kehilangan semangatnya di hari
natal.
***
Mark masih terdiam di sudut
ruangan kamar adiknya itu. Dengan terus melihat ke arah jendela dan masih
berharap bisa merayakan natal dengan adik tercintanya itu. Kado yang adiknya
mereka belum juga ia buka. Namun, sekarang saat yang tepat untuk membukanya.
Dan kado itu berisi dua buah bola kristal yang di dalamnya terdapat sepasang
boneka teddy bear yang diberi nama Mark dan Carla. Carla pun menulis sebuah
surat yang ia tulis dengan sendiri. Surat itu berisi:
“Kak
Mark, aku sayang banget sama kakak. Aku minta kakak jangan sedih terus karena
aku udah gak bisa temenin kakak lagi. Aku bakal lebih sedih kalau kakak
terus-terusan kayak gitu. Aku tetap mau kakak senang di malam natal dan di hari
natal seperti dulu lagi, kak. Kakak harus janji ya sama aku, kakak bakal senang
terus. Bye kakak. Love you.”
Tak
terasa air mata Mark mengalir membasahi pipinya. Di malam natal ini dia hanya
mengingat-ngingat kejadian yang ia lalu bersama-sama dengan adik tercinta itu.
seorang gadis kecil yang akan selalu Mark ingat dan Mark cintai. Carla.
End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar