Selasa, 03 Juli 2012

Kepergian Yang Tak Terduga (Part II)


            Shane yang melihat Mark sedang berdiam diri di depan rumahnya itu, langsung saja menghampirinya. Namun, Mark terlihat sangat lemas seakan tak mempunyai semangat. Shane pun tak membuang-buang waktu dan segera menghampiri Mark.


            “Mark, kamu baik-baik aja kan?”Tanya Shane. Shane terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan Mark yang tak seperti biasanya itu.
            “Ya, aku baik-baik aja ko.”Jawab Mark. Dia pun masih terlihat sangat lemas.
            “Tapi, kenapa muka kamu pucat seperti ini?”
            “Oh, aku cuma kecapekan aja kok. Ada apa nih?”
            “Oh ya, aku hanya ingin menanyakan hubungan kamu dengan Sarah. Kalau aku perhatikan kalian sepertinya sedang ada masalah ya?”
            “Gak kok, Shane. Kami tidak ada masalah. Namun, aku sendiri yang menjauh dari Sarah.”
            “Kenapa, Mark? Bukannya kamu cinta mati kan sama Sarah?”
            “Iya, Shane. Aku sangat mencintai dia. Namun, keadaanku yang sekarang ini yang membuatku harus menjauh darinya.”Keluh Mark
            “Keadaan kamu bagaimana, Mark? Bukannya kamu baik-baik saja kan?”
            “Shane, aku mau jujur sama kamu. Sebenarnya aku telah diagnosa oleh dokter bahwa hatiku mengalami kerusakan. Dan aku tak akan lama bertahan hidup, Shane. Makanya aku menjauhi Sarah, agar dia terbiasa dengan ketidak hadiranku di dalam hidpunya.”
            “Mark, kamu bercanda kan?”
            “Gak, Shane. Aku serius.”
            “Mark, aku tidak menyangka kamu bakal seperti ini. Namun, aku yakin kamu dapat bertahan hidup Mark.”Shane pun terharu dan tidak bisa membendung air matanya,
            “Ya mudah-mudahan saja.”
            “Mark, sebaiknya kamu ceritakan semua ini sama Sarah. Kalau kamu terus menutup-nutupi kebohongan ini. Sarah pasti akan kecewa sama kamu.”
            “Benar juga apa yang kamu bilang Shane. Aku akan coba untuk memberanikan diriku menceritakan ini semua sama Sarah.”
***
            Aku tak mengerti mengapa aku berada di tempat seperti ini? Di tempat yang begitu jauh dari keramaian, tempat yang berwarna putih bersih tak nampak ada sedikit noda yang mengotori. Aku pun bertemu dengan Kakekku yang telah lama meninggal. Dia nampak begitu bersih tak nampak raut gelisahnya di wajahnya, hanya ada raut wajah kebahagian yang nampak di wajahnya.
            Aku pun terus menyusuri semua sudut-sudut yang terdapat pada ruangan tersebut. Akhirnya aku pun berhenti di sebuah pintu. Aku mencoba untuk membuka pintu tersebut namun berat bagiku untuk membukanya. Seketika itu aku pun tebangun dari tidur lamaku.
            Dan ternyata, aku telah koma selama 3 hari. Tubuhku semakin mengecil, raut wajahku terlihat sangat pucat sekali. Mungkin orang-orang melihatku bukan seperti aku yang biasanya. Aku yang selalu ceria, berubah menjadi wanita yang tak berdaya yang hanya bisa melihat tubuhnya terbaring lemah tak berdaya.
            Aku pun sangat terkejut ketika orang tua dan dokter memberitahuku tentang kondisiku selama ini. Sebenarnya, akhir-akhir ini aku sering mimisan dan pingsan. Aku hanya menganggapnya hal yang biasa saja. Mungkin aku hanya kecapekan. Namun, semua itu hanya dugaan yang tak ada kebenarannya sama sekali.
            Air mataku terus mengalir, seketika dokter memberitahukan ku bahwa aku mengidap kanker otak stadium akut. Aku hanya bisa tersenyum dengan semua kenyataan ini. Mungkin ini memang yang terbaik untukku. Orang tua ku tak henti-hentinya menangisi semua ini. Namun, semuanya telah aku pasrahkan kepada Tuhan.
***
            Mark, Nicky dan Shane yang sedang asyik bernyanyi bersama-sama di balkon rumah Mark, tiba-tiba Kian langsung menghampiri mereka dengan raut wajah Kian yang begitu gelisah akan sesutu hal.
            “Mark. Mark. Mark.”ucap Kian yang namapak begitu gelisah sekali.
            “Iya, ada apa sih? Biasa aja kali.”
            “Ini bukan biasa-biasa. Tapi..” Kian tak melanjutkan omongannya.
            “Tapi, apa?”
            “Kamu, sudah tau akan keadaan Sarah saat ini?”
            “Belum. Emang dia kenapa?”
            “Dia sakit, Mark. Gimana sih kamu jadi pacarnya kok gak tau keadaan pacar sendiri?”
            “Apa? Dia sakit. Sekarang dia ada di mana?”
            “Dia ada di ruma sakit, Mark.”
            Mark pun segera berangkat ke rumah sakit. Mungkin dia ingin melihat keadaanku yang sekarang ini. Tapi, Kian, Nicky dan Shane tak ikut bersama Mark. Kian menceritakan semuanya kepada Shane dan Nicky, tentang apa yang terjadi padaku saat ini. Mereka tak pernah menyangka bahwa aku akan mengidap penyakit seperti ini.
            “Kian, Shane. Aku kasihan sama mereka berdua. Yang satu hatinya rusak yang satu lagi mengidap kanker. Miris sekali nasib mereka. Aku belum siap untuk kehilangan meraka berdua. Bagiku mereka berdua sudah aku anggap seperti keluarga sendiri.”keluh Nicky.
            “Ya, aku juga tak menyangka mereka bakal seperti ini.” Tambah Shane
            “Mending sekarang, kita berdoa aja akan kesembuhan merea berdua.”Ajak Kian
            Dengan khusyu mereka pun berdoa akan kesehatan aku dan Mark. Aku bangga mempunyai teman sebaik mereka. Aku tak mau meninggalkan mereka secepat ini.
To be continue........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar