Selasa, 03 Juli 2012

Kepergian Yang Tak Terduga (Part IV)


             Aku dan Mark pun sampai di taman belakang kampus. Suasana di sana masih sama seperti pertama kali aku masuk ke kampus ini. Susananya yang begitu nyaman, sejuk, dan harum akan wewangian bunga-bunga yang menghiasi taman ini. Mungkin ini kali terakhirnya, aku dapat mengunjungi taman ini. Kepalaku semakin pusing saja. Aku tak dapat menahannya lagi. Aku pun meminta kepada Mark untuk duduk di kursi taman. Aku pun meyandarkan kepalaku ke pundaknya Mark. Di saat itu aku merasakan kenyamanan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Namun, mengapa semua ini aku rasakan di penghujung usiaku?


            “Mark, aku ingin sekali kita dapat menikah dan mempunyai anak-anak yang lucu. Aku sudah bisa membayangkan bahwa anak-anak kita akan mirip seperti kamu, Mark.”
            “Aku juga berharap seperti itu, Sayang. Mudah-mudahan semua impian kita dapat tercapai suatu saat nanti. Amin.”
            “Ya, amin Sayang.” Tak ku sangka darah yang mengalir dari hidungku membasahi baju Mark. Dan dia pun merasakan akan darah yang mengalir dari hidungku itu.
            “Sayang, kamu kenapa kok hidung kamu berdarah?”
            “Gak apa-apa kok, Sayang. Udah sayang kamu duduk aja kayak tadi ya. Aku mohon.”
            “Iya deh,”
            “Mark.”
            “Iya, Sayang.”
            “Mark, aku cuma punya 1 hadiah buat kamu, Sayang. Hadiah itu akan kamu dapatkan secepatnya. Aku mohon, kamu terima ya hadiah dari aku.”
            “Emang hadiahnya apa, Sayang?”
            “Nanti juga kamu tau sendiri kok. Janji ya kamu akan terima hadiah dari aku.”
            “Ya, Sayang aku janji.”
            “Sayang, maafin kesalahan aku selama ini ya sama kamu. Aku tahu aku banyak salah sama kamu. Kamu mau maafin aku kan?”
            “Ya, Sayang aku mau maafin kamu kok.”
            “Sayang, I Love You.”Ucapku sambil mencium bibir Mark untuk yang terakhir kalinya.
            “I Love You too, Sayang. Sayang? Kamu kenapa? Sayang bangun, Sayang bangun. Please jangan tinggalin aku Sayang.”kata Mark sambil memeluk erat tubuhku.
***
            Mark pun langsung membawaku ke rumah sakit. Sesampainya di sana aku sudah tidak bisa diselamatkan lagi, aku telah pergi ke tempat yang lebih damai daripada di sini. Mark tak bisa menerima semua kenyataan ini. Orang tuaku mencoba untuk menjelaskan semuanya kepada Mark. Namun, Mark tetap menangisi dan tidak menerima akan kepergianku.
            Akhirnya, setelah dokter dan semua orang mencoba menenangkan Mark. Mark pun menjadi lebih tenang dan merelakan kepergianku. Namun, aku bahagia karna aku dapat menghembuskan nafas terakhirku dipelukkannya Mark. Bagiku, itu lah kado terindah yang pernah aku dapatkan selama ini.
            Dan aku pun bahagia ketika aku dapat memberikan sebuah kado untuk Mark. Mungkin kado itu sangat berarti bagi hidup Mark. Kado itu adalah hatiku sendiri. Setelah aku tahu kalau hatiku cocok dengan hatinya Mark. Aku pun berpesan kepada dokter, kalau telah sampai waktuku untuk meninggalkan dunia ini. Aku ingin hatiku ini didonorkan untuk Mark. Agar Mark bisa bertahan hidup.
            Setelah acara pemakamanku, Mark pun langsung menjalankan operasi. Yang tanpa dia ketahui bahwa akulah yang telah mendonorkan hatiku untuknya.  Aku hanya menitipkan sepucuk surat terakhirku untuk Mark sebelum aku pergi meninggalkannya untuk selamanya.


Dear,
            Hi, Mark! Bagaimana kabar kamu sekarang, Sayang? Hmmm.. aku tau kamu pasti baik-baik saja kan. J Aku juga di sini baik-baik aja kok. Malahan lebih baik daripada sebelumnya. J
            Sayang, maafin aku ya. Kalau akhir-akhir ini aku jadi kurang perhatian sama kamu. Tapi, jujur aku sayang banget sama kamu. J Kamu juga sayang kan sama aku? J
            Mark, mungkin aku salah telah menutupi penyakit yang dideritaku ini kepadamu. Tapi, aku tak sanggup untuk mengatakannya. Aku tak mau kamu jadi khawatir sama aku, Mark. Sedangkan kondisi kamu yang sekarang ini menjadi down. Aku tak mau membebani kamu Mark. Mungkin, lebih baik aku sembunyikan semua ini dari kamu. Tapi, akhirnya kamu tau juga kan apa yang sebenarnya terjadi? J
Mark, makasih ya kamu udah mau tepatin janji kamu untuk menerima kado dari aku. Mungkin kado itu tak seberapa buat kamu kan? J Kado itu hanya sekedar hati aku aja, Sayang. Tapi, aku bahagia karna aku dapat membantumu untuk bertahan hidup lagi. J
Sayang, makasih juga ya. Kamu udah memberikan aku kado terindah yang pernah aku dapatkan. Aku bisa bersandar di bahumu dan aku pun bisa mencium bibirmu, ya walaupun untuk terakhir kalinya. Tapi, itu sudah lebih dari cukup bagi aku. Aku bahagia Mark.
Mark, aku akan selalu menantimu di sini. Walaupun kita telah berbeda dunia, tapi aku selalu mencintaimu Mark. Dan kamu tidak perlu menangisi kepergianku, karna sekarang hatiku telah menjadi milikmu. Anggaplah itu sebagai aku Mark.
Mark, I’ll always love and miss you.
                                                                                                            With Love,

                                                                                                              Sarah


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar